Bulan menangis dibawah bintang,, tercabik serigala dikesepian
hari
Bintangpun beku dalam kesepian,, darimu saudaraku kami terseduMohon burung malam dirimba melengking menyayat jiwa
Tetes tangis kami pecah dibatu rindu
Aku remuk dalam dada kejaiman
Tak ingin terlihat dalan fakta
Bagaimana aku sebenarnya
Namun,, doa kami bersama untukmu saudaraku
Angin menjerit, terdengar badai bergemuruh layak ibu ketika marah
Masih ingatkah kau saudaraku??
Ibu marah dengan kasihnya??
Namun bukanlah iblis yang sedang tersorak
Matanya berbinar menyimpan berjuta peristiwa
Keringat bercucur dikeningnya
Air mata mengalir dipipinya
Namun ibu tetap tabah
Ibu telah mengerti hitam dan merah hidup ini
Coba ku katakan padamu,, saat larut tiba terbayang wajah menambah kerinduan
Sejuk angin dibukit kintamani tak mampu mengusir dari hati
Sebelum mata terpejam ku menatap bintang seraya memohon pada Sang Illahi
Terjagalah kamu dalam garis hidupmu
Langit2 kamar penuh gambar olehmu
Kapan lagi kita akan berkumpul??
Mungkin ketika kau datang,, ku akan pergi
Meski untuk beberapa saat,, yah beberapa waktu
Cobalah renungi torehan ini
Kicau burung bernyanyi tertanda membuka hari
Sejenak ku berdoa tentang hidup yang fana
Semoga hari semakin lebih baik
Bertambahlah usiamu,, dan berkuranglah umurmu
Syukurilah atas nikmat-Nya 21 tahun silam
SUKSEZZ SELALUU
WE LOVE U!!!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar